Sunday, May 27, 2012

Hindari penggunaan SOFTERGENT pada popok kain

Baru saja Greennappy mendapat informasi dari seorang sahabat Greennappy dari Batam. Karena salah memakai deterjen, semua fleece menjadi water repellent (menolak air).

Oh NO! ini bencana. Bahan Fleece ini biasanya digunakan pada inner popok kain dan liner (lihat photo diatas, fleece adalah bagian stay dry yang berwarna putih, bagian dalam popok yang menyentuh pantat bayi), apabila fleece jadi water repellent, akibatnya popok kain akan bocor karena cairan tidak ter-transfer sempurna ke bagian penyerap.

Jadi ceritanya, sahabat kita tersebut menggunakan deterjen model terbaru, yaitu deterjen cair bening yang memakai PELICIN (=smoothing). Produsen deterjen berinovasi dengan penambahan material silicon ini agar baju tidak kusut. Pada kemasan deterjen tsb dijelaskan bahwa tidak ada residu deterjen (hmm, iya mungkin benar ya bahwa tidak ada residu deterjen, tetapi residu silikon ini bersifat water repellent).

Tergantung proses pada saat manufacturing deterjen, apakah proses panas atau proses dingin, sangat sulit menghilangkan residu silikon ini pada serat kain. Bahan silikon ini biasanya terdapat pada conditioner, shampoo + conditioner, pelicin pakaian (untuk setrika). Dengan campuran bahan pelicin silicon ini pada deterjen sebetulnya istilahnya bukan lagi deterjen tapi SOFTERGENT.

Dengan ini Greennappy mengingatkan kembali kepada semua customer, GUNAKAN HANYA DETERJEN BIASA atau WELLOS LAUNDRY BALL (tanpa pelembut, pelicin, pewangi, enzym, brightener, tanpa tambahan minyak-minyak alami dll).

BAGAIMANA BILA TERLANJUR REPELLENT?

Cara menghilangkan residu pelicin ini adalah dengan melakukan
(1) Lakukan Stripping (rendam dengan air hangat, baking soda dan cuka). 
(2) Bila stripping tidak manjur, lakukan pencucian minimum 5x rendam cuci dengan DETERJEN BIASA / Idealnya menggunakan Wellos Laundry Washing Ball. ATAU kucek-kucek dengan sabun cuci piring dan bilas sampai bersih. Keringkan. Lakukan uji tetes air, bila masih water repellent ulangi lagi. Bila Anda salah lagi memakai deterjen yang ada mengandung softener/ smoothing/ pelicin, maka kasus repellent akan MAKIN parah.


Semoga berguna!

Salam,
Greennappy
Trust - Honesty - Commitment

Info terkait:
Artikel ini dimuat dengan seijin teman yang menceritakan case ini kepada Greennappy.

Sunday, May 20, 2012

Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi penderita alergi

Membuka buku kesehatan anak tertua saya untuk mengecek jadwal imunisasi, tak sengaja selembar kertas lama yang saya dapat dari seorang dokter spesialis kulit jatuh ke lantai. Saya jadi teringat dua tahun lalu saya pernah membawa anak saya berobat ke dokter karena ruam pantat dan karena adanya luka di bagian pantat dan tumit.

Berpikir bahwa selembar kertas dan pengalaman sedih ini dapat berguna dan memberi kebaikan bagi para Ibu lainnya, saya bagikan info nya disini.

Ruam pantat pada waktu itu terjadi karena pemakaian popok disposable dan ruam dengan mudah sembuh setelah anak kami memakai Greennappy. Dokter waktu itu menyarankan kami menghindari popok disposable. Inilah cikal bakal Greennappy. Dengan memakai Greennappy, selain mengurangi resiko ruam pantat, kami banyak mendapat bonus manfaat tambahan lainnya, seperti penghematan dan anak lebih cepat lulus toilet training.

Luka di pantat dan tumit lebih tricky karena kami sempat berkeliling ke beberapa dokter. Dugaan semula adalah karena gigitan serangga, tetapi salep yang diberikan dokter tidak ampuh. Kami mencoba ke dua dokter spesialis sebagai rujukan.


Di RS Mitra Kemayoran Jakarta lah kami menemukan info penyebabnya, ternyata sabun cair bermerk terkenal dan di iklankan sangat lembut tidak pedih di mata adalah penyebab nya. Dokter Spesialis Kulit tersebut menggambarkan sebuah diagram bahwa sabun cair tersebut membentuk lapisan film pada kulit anak, makin lama makin banyak dan akhirnya melampaui batas daya tahan tubuh. Penggunaan sabun cair bayi saat itu juga harus di stop dan diganti dengan sabun bayi batangan biasa.


Dokter tersebut juga memberikan secarik kertas kecil berisi hal-hal yang harus diperhatikan bagi penderita alergi antara lain (klik pada gambar disamping):
  1. Hindari menggaruk, menggosok, mengorek, mencongkel kelainan kulit
  2. Hindari membilas bagian yang mengalami kelainan kulit dengan air belerang, air kapur sirih, air sabun, air deterjen, air yang dicampur bahan antiseptik lainnya.
  3. Hindari menggunakan sabun mandi dan deterjen yang mengandung bahan pemutih, bahan antiseptik
  4. Hindari pemakaian sabun cair
  5. Hindari mengoleskan bedak antiseptik
  6. Hindari memakai salep atau lotion atau cream seperti body lotion, baby cream, baby lotion, dll
  7. Hindari mengoleskan bahan kimia yang mengandung alkohol, anti nyamuk, anti kuman, karbol, lisol, bensin, thinner, aseton, minyak tanah, dll
  8. Hindari menggunakan bahan pelembut pakaian, penghalus pakaian, pengharum pakaian dll yang mengandung bahan kimia
  9. Gunakan sabun lunak seperti sabun bayi berbentuk batangan.
Selain itu ia juga memberikan dua macam salep untuk digunakan selama 5 hari.
Saran dokter tsb kami ikuti, dan syukurlah luka tersebut sembuh.

Pada saat itu kami menanyakan mengenai kemungkinan untuk test alergi, tetapi dokter berkata bahwa pada usia bayi dan anak-anak, ambang alergi masih naik turun, sebaiknya test alergi dilakukan bila anak sudah agak besar.

Hari ini saya melihat ada dua jerawat kecil tumbuh pada muka si kecil, dan pemakaian sabun cair muka segera saya stop. Kami sempat lupa tragedi sabun cair beberapa tahun yang lalu, sehingga kejadian yang sama telah berulang.

Bunda dan Ayah, hati-hati bila anak alergi, hindari pemakaian sabun cair, gunakan popok kain dan sering-sering mengganti dengan popok bersih agar kulit si kecil tidak terlalu lama bersentuhan dengan popok kotor. Untuk mencuci pakaian gunakan deterjen natural tanpa pemutih pelembut pewangi seperti Wellos Laundry Washing Ball.

Semua aturan tersebut diatas berlaku juga untuk kasus ruam pantat.

Semoga berguna!

Best Regards,

Greennappy
Trust - Honesty - Commitment

Monday, May 14, 2012

Tips mengatasi residu deterjen dan residu urine pada popok kain

Beberapa waktu yang lalu ada pertanyaan yang mampir ke Greennappy "Bagaimana caranya mengembalikan performa inserts?". Pertanyaan yang bagus sekali!.

Memang seiring dengan pemakaian, biasanya inserts menjadi jenuh karena residu deterjen, minyak, kotoran, residu urin yang menempel pada inserts.

Saat berusaha mencari informasi tambahan, efek dari residu terhadap popok kain, saya menemukan article yang mengejutkan ini. Saya kutip petikan dari ehow.com

Disebutkan bahwa: Deterjen adalah bahan kimia, dan bahan kimia ini tidak hanya diserap melalui makanan, tetapi juga dapat diserap melalui kulit. Faktanya, kulit adalah organ terbesar dari tubuh kita, dan banyak bahan kimia dapat secara langsung diserap ke dalam aliran darah.
Karena alasan ini perlunya untuk membersihkan baju Anda dari residu deterjen dan untuk menggunakan deterjen bebas kimia ketika memungkinkan, seperti deterjen hijau yang dibuat dari bahan alami, tidak mengandung phosphates, pemutih buatan atau pewangi yang dapat menyebabkan kimia berbahaya menumpuk di sistem perairan.
Jadi selain menyebabkan masalah pada popok kain, residu deterjen dalam bentuk film ini dapat mempengaruhi kesehatan kita.

Greennappy percaya bahwa residu inilah penyebab masalah utama pada hampir semua pengguna popok kain.

Kali ini Greennappy ingin mencoba membahas residu apa itu dan bagaimana cara menghindarinya, dan bagaimana cara menanggulanginya bila popok kain yang Anda gunakan mengalami masalah residu.

Jika popok Anda bocor atau inserts tidak menyerap seperti semula, popok kain Anda belum tentu rusak atau usang, kemungkinan Anda mengalami masalah residu. Tenang, hal ini dapat diatasi.

Bisa jadi, tiba-tiba popok jadi bau pesing. Popok bersih seharusnya tidak berbau deterjen atau pesing, jika hal ini terjadi, besar kemungkinan Anda menggunakan terlalu banyak deterjen atau mengalami masalah residu urine. Tenang, hal ini dapat diatasi.

Tanda-tanda popok kain mengalami masalah residu:
  • Popok menjadi bau dan berubah warna
  • Popok tak lagi menyerap seperti semula dan jadi bocor
  • Terjadi ruam pada kulit anak
Apa sih yang menyebabkan problem residu?
  • Penggunaan deterjen yang berlebihan
  • Menggunakan deterjen dengan tambahan bahan enzyme, pelembut, pewangi
  • Kurang air saat pembilasan
  • Anda baru beralih menggunakan deterjen tanpa residu, tetapi mesin cuci Anda mempunyai timbunan residu dari deterjen sebelumnya, sehingga saat Anda mencuci popok kain, residu film yang melekat pada mesin cuci Anda lepas dan menempel pada popok kain Anda.
Nah, kalau Anda berpikir bahwa popok kain Anda mengalami masalah residu seperti diatas, Greennappy akan memberikan solusinya dibawah ini. Tetapi yang lebih penting lagi adalah bahwa Anda harus menemukan penyebab masalah residu tersebut sehingga Anda dapat menghindari masalah serupa terjadi dikemudian hari.


RESIDU DETERJEN
Untuk menghindari residu deterjen pada popok kain, lakukan hal sebagai berikut:
  1. Gunakan deterjen bebas residu dan ramah lingkungan. Deterjen hijau sebagai alternatif deterjen kimiawi setara 80% kekuatan deterjen, berasal dari batuan alami dan 100% bebas residu seperti Wellos Laundry Washing Ball adalah alternatif ideal untuk mencuci popok kain. Wellos Laundry Washing Ball mudah didapat pada jaringan retailer Greennappy (klik disini)
  2. Bila tidak memungkinkan menggunakan deterjen bebas residu. Gunakan maksimum 50% takaran deterjen biasa TANPA ADDITIVE. Yang dimaksud additive disini adalah bahan tambahan seperti pelembut (=softener), brightener/optical bleach/whitening, stain guard, sabun batangan, minyak-minyakan dll sama sekali tidak diperbolehkan. Hindari tambahan minyak alami pada deterjen seperti baby oil, minyak telon dll karena akan menyebabkan adanya lapisan film pada popok Anda.
  3. Bila Anda beralih dari deterjen residue ke deterjen non-residu (seperti Wellos Laundry Washing Ball), bersihkan dahulu mesin cuci Anda dengan perendaman semalaman dan satu kali cycle pencucian hanya dengan air biasa.

Bila inserts adalah dari bahan microfiber (bahan sintetis), cara melakukan stripping biasanya adalah:
  1. Rendam inserts dengan air hangat, secangkir cuka dan 2 sendok baking soda. Boleh direndam semalaman, atau ...
  2. Rendam inserts semalaman dengan air hangat dan Wellos Laundry Washing Ball.
Ingat bahwa bahan sintetis seperti microfiber, polyester cenderung memiliki problem residu bila dibandingkan dengan bahan organik.

Bila inserts berasal dari bahan organik seperti hemp atau bamboo, cukup rendam air hangat dan cuka saja. Jangan menggunakan baking soda.

RESIDU URINE
Residu urine pada popok kain biasanya terjadi bila Anda mencuci popok dengan mesin cuci bukaan depan. Untuk menghilangkan residu urine, cukup rendam inserts dengan cukup air panas dan sedikit cuka. Selanjutnya selalu cuci popok dengan air yang cukup.


MEMANFAATKAN INSERTS YANG SUDAH USANG
Bila inserts sudah benar-benar rusak dan cara diatas sama sekali tidak bisa membantu, mungkin sudah saatnya Anda menggantinya. Inserts usang jangan dibuang, manfaatkan inserts usang sebagai:
  • Lap kompor. Inserts lembut dan empuk untuk lap kompor, tidak akan melukai kompor cantik di dapur Anda 
  • Penyerap untuk tetesan air dibawah keran air minum,
  • Coba lapis lagi inserts usang dengan kain perca sisa agar menjadi cempal dapur yang lucu dan empuk.