Sunday, May 20, 2012

Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi penderita alergi

Membuka buku kesehatan anak tertua saya untuk mengecek jadwal imunisasi, tak sengaja selembar kertas lama yang saya dapat dari seorang dokter spesialis kulit jatuh ke lantai. Saya jadi teringat dua tahun lalu saya pernah membawa anak saya berobat ke dokter karena ruam pantat dan karena adanya luka di bagian pantat dan tumit.

Berpikir bahwa selembar kertas dan pengalaman sedih ini dapat berguna dan memberi kebaikan bagi para Ibu lainnya, saya bagikan info nya disini.

Ruam pantat pada waktu itu terjadi karena pemakaian popok disposable dan ruam dengan mudah sembuh setelah anak kami memakai Greennappy. Dokter waktu itu menyarankan kami menghindari popok disposable. Inilah cikal bakal Greennappy. Dengan memakai Greennappy, selain mengurangi resiko ruam pantat, kami banyak mendapat bonus manfaat tambahan lainnya, seperti penghematan dan anak lebih cepat lulus toilet training.

Luka di pantat dan tumit lebih tricky karena kami sempat berkeliling ke beberapa dokter. Dugaan semula adalah karena gigitan serangga, tetapi salep yang diberikan dokter tidak ampuh. Kami mencoba ke dua dokter spesialis sebagai rujukan.


Di RS Mitra Kemayoran Jakarta lah kami menemukan info penyebabnya, ternyata sabun cair bermerk terkenal dan di iklankan sangat lembut tidak pedih di mata adalah penyebab nya. Dokter Spesialis Kulit tersebut menggambarkan sebuah diagram bahwa sabun cair tersebut membentuk lapisan film pada kulit anak, makin lama makin banyak dan akhirnya melampaui batas daya tahan tubuh. Penggunaan sabun cair bayi saat itu juga harus di stop dan diganti dengan sabun bayi batangan biasa.


Dokter tersebut juga memberikan secarik kertas kecil berisi hal-hal yang harus diperhatikan bagi penderita alergi antara lain (klik pada gambar disamping):
  1. Hindari menggaruk, menggosok, mengorek, mencongkel kelainan kulit
  2. Hindari membilas bagian yang mengalami kelainan kulit dengan air belerang, air kapur sirih, air sabun, air deterjen, air yang dicampur bahan antiseptik lainnya.
  3. Hindari menggunakan sabun mandi dan deterjen yang mengandung bahan pemutih, bahan antiseptik
  4. Hindari pemakaian sabun cair
  5. Hindari mengoleskan bedak antiseptik
  6. Hindari memakai salep atau lotion atau cream seperti body lotion, baby cream, baby lotion, dll
  7. Hindari mengoleskan bahan kimia yang mengandung alkohol, anti nyamuk, anti kuman, karbol, lisol, bensin, thinner, aseton, minyak tanah, dll
  8. Hindari menggunakan bahan pelembut pakaian, penghalus pakaian, pengharum pakaian dll yang mengandung bahan kimia
  9. Gunakan sabun lunak seperti sabun bayi berbentuk batangan.
Selain itu ia juga memberikan dua macam salep untuk digunakan selama 5 hari.
Saran dokter tsb kami ikuti, dan syukurlah luka tersebut sembuh.

Pada saat itu kami menanyakan mengenai kemungkinan untuk test alergi, tetapi dokter berkata bahwa pada usia bayi dan anak-anak, ambang alergi masih naik turun, sebaiknya test alergi dilakukan bila anak sudah agak besar.

Hari ini saya melihat ada dua jerawat kecil tumbuh pada muka si kecil, dan pemakaian sabun cair muka segera saya stop. Kami sempat lupa tragedi sabun cair beberapa tahun yang lalu, sehingga kejadian yang sama telah berulang.

Bunda dan Ayah, hati-hati bila anak alergi, hindari pemakaian sabun cair, gunakan popok kain dan sering-sering mengganti dengan popok bersih agar kulit si kecil tidak terlalu lama bersentuhan dengan popok kotor. Untuk mencuci pakaian gunakan deterjen natural tanpa pemutih pelembut pewangi seperti Wellos Laundry Washing Ball.

Semua aturan tersebut diatas berlaku juga untuk kasus ruam pantat.

Semoga berguna!

Best Regards,

Greennappy
Trust - Honesty - Commitment