Sunday, November 7, 2010

Tahukah Anda, Diaper Fact

Bunda/Ayah, ada artikel di internet (http://www.realdiaperassociation.org/diaperfacts.php) yang membahas fakta tentang diaper (Diaper Fact).

Artikel tersebut mengungkapkan bahwa adanya zat kimia berbahaya pada popok disposable seperti:
1) traces of Dioxin, zat kimia berbahaya, produk sampingan dari proses pemutihan kertas. Dioxin ini adalah penyebab kanker nomor satu. Dioxin sudah dilarang di banyak negara maju, tapi tidak tahu di Indonesia sudah terlarang kah ?
2) Tributyl-tin (TBT) - pollutan beracun yang diketahui menyebabkan masalah hormonal di manusia dan binatang
3) Sodium polyacrylate, polimer berdaya serap super (Super Absorbent Polymer/SAP) yang menjadi jelly saat terkena cairan. Sejak tahun 1980 diketahui bahwa bahan ini meningkatkan resiko toxic shock syndrome.

Juga disebutkan bahwa suhu testis bayi laki-laki meningkat saat menggunakan popok disposable dan penggunaan popok disposable dalam jangka panjang beresiko anak tersebut menjadi mandul.

Impact terhadap lingkungan hidup dari pemakaian popok disposable ini juga sangat besar:
1) Instruksi membuang poopoo ke toilet ternyata jarang dipatuhi para orang tua. Mereka suka membuang poopoo bersama dengan popok disposable tersebut ke pembuangan sampah (hiiii jorok).
2) Tidak diketahui berapa lama popok disposable bisa di degradable oleh bumi, mungkin 250-500 tahun lagi
4) Limbah popok disposable banyak dan juga perlu lebih banyak bahan baku kayu.

Efek samping dari penggunaan popok disposable adalah alergi, merah-merah gatal (ruam) pada pantat bayi (nappy rash).

Ada artikel lain di HealthyChild.org yang lebih netral membahas info paparan zat kimia tersebut, menginformasikan bahwa generasi baru SAP adalah lebih aman, dan Dioxin racun tsb efeknya jauh berlipat kali lebih berbahaya bila masuk ke tubuh dalam bentuk makanan.

Efek samping bahan kimia ini bisa dikurangi dengan mengganti popok disposable tiap 2 jam sekali tetapi tentu saja menambah budget belanja popok berlipat kali (Stss ada juga Bunda yang tega menjatah baby sitter nya agar memakai max 3 popok disposable tiap hari, jadi popok disposable dipakai 6-8 jam, sampai jelly nya keluar). Memakai popok disposable atau popok kain, idealnya harus diganti tiap 2-3 jam sekali.

Selain itu biaya yang harus dikeluarkan orang tua juga besar, selama 2 tahun, seorang anak membutuhkan kira-kira 6000 pcs diapers, kalikan saja dengan Rp 2000,-/pcs popok disposable jadi total sekitar Rp 12jt harus dibuang ke tempat sampah (kalau pospak pull-up, hitungan menjadi Rp 3000,-/pcs, karena pospak celana pull-up harganya lebih mahal). Dari hitungan volume sampah, sekitar 6000 pcs x 150gram popok bekas pakai yang sudah dipipisi = 900kg sampah.

Untuk informasi hemat dan issue lingkungan, artikel DiaperFact tersebut masuk akal, bagaimanapun juga ini adalah pilihan kita sebagai orang tua. Bukankah lebih baik kembali ke alam?

Mungkin ada Ayah Bunda yang belum siap beralih ke popok kain karena 'mitos' ribet/bocor harus ganti tiap kali pipis. Ayah Bunda, sekarang popok kain telah berevolusi menjadi lebih modern. Popok kain modern semudah popok disposable, tidak bocor, lebih aman, lebih ramah lingkungan dan jauh lebih hemat. Cobalah dengan 1 Popok Kain Modern (merek apapun), demi anak kita, demi kantong Anda dan demi Bumi kita.

Silahkan baca dan cetak langsung dari sumbernya : http://www.realdiaperassociation.org/pdf/trifold_real-diaper-facts.pdf
Sumber: http://www.realdiaperassociation.org/diaperfacts.php
http://healthychild.org/blog/comments/first_step_the_diaper_debate/